KAUM MUJAHIDIN MENCONTOH SIKAP KASAR SALAFUL
‘UMMAH TERHADAP KAUM MURTADDIN
“Hai orang-orang
yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari Diennya, maka kelak
Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencitai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mu’min, dan
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan
yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya) lagi maha mengetahui.”[ QS.Al-Mai’dah: 54 ]
Mereka itulah
orang-orang yang menjihadi kaum murtadin yang tidak merugikan Allah sedikitpun,
dan Dia siapkan mereka untuk membela Agama-Nya dan menjaga pilar-pilarnya, Abu
Bakar Ash-Shiddieq dan para Sahabatnya Radiyallahu ‘anhuma, di tengah mereka
ada auliyaullah dan orang-orang khusus pilihan Allah yang tentangnya
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “janganlah kalian mencela
sahabat ku…”
Dan tentang mereka Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu
‘anhu berkata: “siapa yang mencontoh maka hendakalah ia mencontoh terhadap
orang-orang yang sudah meninggal…” merekalah orang-orang yang menjaga
petunjuk-petunjuk Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dan tuntunannya dalam setiap
hal besar dan hal kecil, mereka mengamalkannya dan mereka menyampaikannya.
Dan diantara hal itu
adalah perintah Allah ‘Azza Wa Jalla kepada kita untuk memerangi orang-orang
kafir, orang-orang murtad serta orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya Shalallahu
‘alaihi wa salam dengan tangan dan lisan secara bersamaan, bersikap kasar
terhadap mereka serta tidak mengenal rasa kasihan dan iba terhadap mereka,
karena mereka telah menghalangi (orang-orang) dari jalan Allah sehingga mereka sesat dan menyesatkan banyak
<--more-->
orang, Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang
beriman perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah
meerka mendapatkan kekerasan daripadamu, dan ketahuilah bahwasanya Allah
beserta orang-orang yang bertaqwa” [QS.At-Taubah:123].
Inilah siroh Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa salam di hadapan kita, dimana para sahabat.ra bila perang
berkecamuk dan musuh menghadang, engkau dapatkan mereka di belakang Nabi Shalallahu
‘alaihi wa salam dan melindungi diri dengannya, mereka membentengi diri dengan
beliau dan beliau orang yang paling dekat terhadapa musuh, serta yang paling
keras dalam peperangan, padahal beliau adalah orang yang paling kasih sayang
dan paling santun terhadap mereka, sebagaimana yang Allah Ta’ala
firmankan tentangnya:
“dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi sekalian alam” [QS.Al-Anbiya’:107].
Dan Dia berfirman pula
tentangnya:
“Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu” [QS.Ali-‘Imron:159].
Tidak ada orang yang
lebih penyayang terhadap umat ini daripada beliau, tapi apa yang beliau lakukan
terhadap ‘Urariyiin ? yaitu orang-orang yang mengeluhkan penyakit kepada
beliau, kemudian beliau mengutus mereka untuk berobat dari air susu dan air
seni unta, terus mereka murtad dari Islam setelah mereka sembuh dan mereka
membunuh si penggembala serta membawa pergi unta-untanya, maka Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa salam mengirim orang-orang untuk menyusul mereka, dan merekapun di
hadirkan kehadapannya, kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka, dan
beliau menusukan paku-paku yang sudah panas di bakar ke mata mereka, kemudian
beliau menghempaskan mereka di terik matahari dan tidak di beri air sampai seseorang
di antara mereka menjilat-jilat tanah dengan mulutnya saking hausnya sehingga
mati semuanya.
Ketahuilah bahwa Allah
tidak menurunkan satu ayatpun dalam Al-Qur’an ini dan tidak ada satu hadist pun
dari hadist-hadist yang shohih lagi tsabit dari As-Sunnah ini melainkan suatu
kaum telah mengamalkannya dan akan mengamalkan dengannya kaum yang lain -senang
dengannya orang yang senang dan benci dengannya orang yang benci-.
Orang yang tergolong
orang-orang yang bersyukur lagi teguh diatas dien ini dan berupaya keras lagi
tabah di atas manhaj yang lurus ini lagi di cintai Allah dan Rasul-Nya Shalallahu
‘alaihi wa salam, maka sesungguhnya ia menjihadi setiap orang yang murtad lagi
keluar menentang dien ini dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Rabbul
‘Alamin, serta ia bersikap kasar terhadap mereka.
Seperti keadaan mereka
para thoghut murtaddin musuh-musuh dien ini yang telah melepaskan diri dari
Islam secara total –walau mereka sholat, shaum dan mengaku muslim- dan mereka
intisab kepada kaum kuffar dan pemikiran-pemikirannya yang busuk, serta mereka
membuat Qowanin Wadh’iyyah kemudian mereka di ikuti manusia di dalamnya
dan rela dengan kehinaan dalam dien mereka. Mereka hancurkan mesjid-mesjid yang
menyiarkan Al-Haq, mereka perangi jama’ahnya, mereka buka pintu-pintu kerusakan
dan munkarot selebar-lebarnya, mereka halalkan darah dan kehormatan serta harta
kaum muslimin, kemudian mereka membunuh, menahan dan merobek kehormatan. Dan
mereka hari ini berlaku
biadab terhadap ikhwan kita yang terpenjara dan memperlakukannya dengan
perlakuan-perlakuan yang kejam. Kita memohon kepada Allah agar mengadzab mereka
dengan tangan-tangan kita di dunia sebelum di akhirat, melegakan dada kami dan
menghilangkan panas hati kita.
Kemudian bagaimana kita
tidak bersikap kasar terhadap mereka atau kita tidak berupaya menjihadi
(mereka) sebagai bentuk pembalasan untuk ikhwan kami apalagi dari memeranginya
dalam rangka membela Dien ini serta melindungi keutuhan Islam dan kaum
Muslimin, Allah Ta’ala berfirman:
“Mengapa kamu tidak
memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah
keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai
memerangi kamu ? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang
berhak kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. Perangilah
mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu
dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman dan menghilangkan panas hati orang-orang
mu’min. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya, Allah maha
Mengetahui lagi maha Bijaksana.” [QS.At-Taubah:
13-15]
Ini adalah support dari
Allah Ta’ala penyemangat dan memanas-manasi untuk memerangi kafirin dan
membabat mereka, dan terutama kaum murtaddin itu dengan cara yang dilakukan
oleh As-Salaf Ash-Sholih dari kalangan Sahabat dan Tabi’in yang mana
mereka adalah sebaik-baik manusia untuk manusia.
Dimana Abu Bakar
Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu menulis surat
kepada Khalid ibnul Walid Radiyallahu ‘anhu seraya menyemangatinya, saat datang
berita kepada beliau bahwa ia menganggap besar Thulaihah dan orang-orang yang
bersamanya, Beliau berkata:
“Hendaklah apa yang Allah karuniakan
kepadamu menambah bagimu kebaikan, dan taqwalah dalam urusanmu karena
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang
berbuat baik, tegarlah dalam urusan mu dan jangan lembek, dan kamu tidak
mendapatkan kesempatan menghajar orang-orang musyrik melainkan kamu
membabatnya, serta orang yang engkau
tangkap dari kalangan menentang Allah atau melawan-Nya, dari kalangan yang
engkau pandang bahwa dalam hal itu terdapat penyelesaian maka bunuhlah ! ”.
Maka Khalid Radiyallahu
‘anhu pun mengejar-ngejar mereka satu bulan seraya membalaskan dendam kaum
muslimin yang di bunuh mereka, yang berada diantara mereka saat mereka murtad,
diantara mereka ada yang Khalid bakar dengan api, ada juga yang ia hancurkan
kepalanya dengan batu, dan diantara mereka ada yang di jatuhkan dari atas
gunung, kemudian Khalid memanggil Malik
ibnu Nuwairoh dan ia kabarkan kepadanya tentang apa yang muncul darinya, berupa
sikap mengikuti Sajah -yang mengaku Nabi- dan sikap dia menolak memberikan
zakat, dan Khalid berkata: “apa kamu tidak tahu bahwa ia penerta sholat ? Maka
ia menjawab: “sesungguhnya sahabat kamu mengklaim itu”.
Maka Khalid berkata: “apa
dia sahabat saya dan bukan sahabat mu ? Hai Alirar, penggal lehernya !” maka ia menebas lehernya, kemudian beliau
perintahkan agar kepalanya di sertakan dengan jarin (alas jemur kurma) dan di
masak pada tiga periuk.
Semua ini agar
mengambil pelajaran dengannya orang yang mendengar berita mereka, yaitu
orang-orang Arab yang murtad. Sehingga Khalid ibnul Walid Radiyallahu ‘anhu jelas
adalah pedang Allah bagi Musyrikin dan murtaddin, dimana Ash-Shiddiq Radiyallahu
‘anhu menugaskannya untuk memerangi mereka, sehingga ia lega dan melegakan.
Inilah Zaid ibnul
Khottob Radiyallahu ‘anhu dalam peperangan melawan Ahlul Yamamah, beliau
menyemangati para Sahabat untuk terus memerangi seraya berkata: “Hai manusia
gigitkan geraham kalian, pukul mundur musuh kalian dan terus maju ke depan !”
Ini juga putra Abu Quhafah
Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu berkata: “Bakar Fuja’ah di baqi!”. dan
sebabnya adalah ia [fuja’ah] datang kepadanya, terus ia mengklaim bahwa ia
telah masuk Islam dan meminta beliau agar menyiapkan pasukan bersamanya untuk
memerangi kaum murtaddin, maka beliaupun menyiapkan bersamanya pasukan, dan
tatkala sudah jadi maka ia tidak melewati seorang muslim pun dan orang murtad
melainkan ia membunuhnya dan mengambil hartanya. Tatkala Ash-Shiddiq mendengar
berita itu maka ia mengirim pasukan di belakangnya, kemudian pasukan itu
membawa dia [fuja’ah] dan tatkala beliau [Ash-Shidiq] menguasainya, maka beliau
mengirim dia ke Baqi, terus kedua tangannya di ikat ke belakang dan kemudian di
lemparkan ke dalam api dan membakarkanya sedang dia dalam keadaan telungkup.
Ini juga Ali bin Abu Thalib Radiyallahu ‘anhu,
saat beliau memberikan support kepada
shahabat untuk memerangi khowarij musuh-musuh Allah, maka Shahabat tidak
memperlambat diri sedikitpun dalam hal itu. Dan apa yang beliau lakukan
terhadap syi’ah adalah dalil yang paling nyata terhadap sikap ini, di mana
beliau menyalakan api besar dan melemparkan mereka ke dalamnya.
Sungguh para shahabat Radiyallahu
‘anhuma itu memiliki sikap kasar terhadap kaum murtadin dan sikap cemburu
terhadap Dien ini, dan andaikata mereka berada pada zaman ini tentu mereka
tidak akan duduk walau sebentar atau libur sesaat dari memerangi mereka dan
membabat mereka. Jadi kita mengikuti jejak langkah mereka dan kami ber’azzam
kuat menghidupkan sunnah mereka, serta kami akan terus berperang, membunuh,
membakar, mencincang musuh-musuh Allah sebagai pembalasan atas apa yang di
derita ikhwan kami [semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka] dan bersikap keras terhadap mereka serta
mengamalkan setiap apa yang di lakukan oleh Al-Sabiqunal Awwalun terhadap
orang-orang yang keluar dari ajaran Rabbul ‘Alamiin, sumpah demi Allah
seandainya kami mendapatkan sunnah lain tentang dahsyatnya qital dan teror bagi
musuh yang belum kami ketahui tentu kami akan bergegas mangamalkannya dan
menghidupkannya sehingga kami benar-benar menjadi SALAFIYIN sesungguhnya dan tergolong At-Tabi’ina lahum bi
ihsan [orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik yang Allah ridho terhadap
mereka dan mereka ridhoi terhadap-Nya serta dia persiapkan bagi mereka Jannah
yang mengalir di dalamnya sungai-sungai seraya mereka kekal di dalamnya, itulah
kemenangan yang besar].
Jadi operasi-operasi
Jihad yang di lakukan ikhwan kami hafidzahumullah di banyak tempat berupa
peledakan dan penghancuran berbagai markaz para thoghut yang kokoh, beserta
antek-antek dan kaki tangan mereka, sekalian juga tempat-tempat kerusakan dan
kemungkaran, membakarnya dan memberikan pelajaran terhadap pelakunya, agar
memungkinkan untuk menghabisi kaum murtaddin dan memukul mereka secara telak,
adalah bukti terbesar atas sikap kasar kaum Mujahidin terhadap orang-orang yang
keluar dari Dien ini dan bukti bahwa mereka mencontoh pendahulu mereka yang
Sholeh [Salaful ‘Umah], sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat
melumpuhkan musuhnya di muka bumi.” [QS. Al-Anfal: 67]
Dan Firman-Nya
Subhanahu wa Ta’ala:
“sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka.” [QS. Muhammad: 4]
Dan kami akan terus
memberikan support demi tetap teguh di atas jalan ini, sebagaimana yang di
lakukan oleh Ash-Shiddiq dan di ikuti oleh Khalid dan Shahabat lainnya
Radiyallahu ‘anhuma berupa pembunuhan, memberi pelajaran, pembakaran dan sikap
kasar.
Dan kami belum
melegakan dada kami sama sekali, karena kami belum, melakukan pembunuhan
seperti yang di lakukan para Shahabat, dimana mereka Radiyallahu ‘anhuma telah
membunuh pada perang Yamamah melawan bani hanifah sekitar 10.000 tentara, dan
ada yang mengatakan 21.000 tentara, dan di satu hari mereka membunuh 14.000
orang, 7.000 orang di waktu pagi dan 7.000 orang di waktu sore. Dan tatkala Abu
Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu memanggil Khalid bin Walid, maka ia pun
datang ke madinah dengan mengenakan baju besinya yang berkarat karena banyak
terkena darah, dan pada sorban beliau tertancap anak panah yang berlumuran
darah. Begitu juga Ali bin Abi Tholib Radiyallahu ‘anhu pasa masa
kekhilafahannya, beliau dalam satu peperangan membunuh 4000 orang khowarij dan
tidak selamat darinya kecuali 400 orang, dimana para shahabat tidak mendapatkan
pimpinannya karena banyaknya mayat yang bertumpuk satu sama lain, dan begitu
pula kepala-kepala mereka di ambil dan di letakan di jalanan menuju masjid
Al-Kabir di Damaskus, kemudian di jadikan berumpak-umpak. Dan ini semua karena
banyaknya yang di bunuh yang mana kita hari ini masih jauh darinya.
Inilah Sunnah Shahabat
Radiyallahu ‘anhuma, jalan mereka dan manhaj mereka bagi orang-orang yang ingin
menjadi Salafi sebenarnya, bahkan ini adalah jalan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa
salam. Dan dengan ini Allah Ta’ala memerintahkannya dalam surat At-Taubah, Dia Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
“Hai Nabi perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka itu adalah neraka jahanam dan
itu seburuk-buruknya tempat kembali.” [QS. At-Tahrim: 9]
Dan ia adalah sifat
mukminin yang jujur, yang sabar lagi berjalan di atas manhaj ini, Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang mereka dalam surat Al-Fath:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama
mereka, kamu lihat mereka ruku dan sujud…” [QS. Al-Fath: 29]
Maka antum Ikhwanul
Mujahidin teruskan upaya penghancuran para perusak –yang kotor lagi najis- itu
serta taqorrub kepada Allah dengan memenggal leher-leher mereka sebagaimana
firman Allah Ta’ala:
“Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang
yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil
pelajaran.” [QS.Al-Anfal: 57]
Dengan hal itu kita
mengharap ridho Allah Ta’ala dan kemenangan agar meraih Jannatun Na’im bersama
para Nabi, Ash-Shiddiqin, Asy-Syuhada, Ash-Shalihin dan mereka itu
sebaik-baiknya teman.
[dan kamu sungguh akan
mengetahui (kebenaran) berita ini setelah beberapa waktu lagi ]
Sumber: Majalah Al-Jama’ah/ Al-Jazair/ edisi 13/
Shafar 1418 H,
Mimbar Tauhid Wal Jihad
Penerjemah: Abu
Sulaiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar